Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buku Menunggu Kepunahan Desa-desa

Tulisan-tulisan di buku ini adalah hasil kurasi (seleksi) sebagian dari tulisan yang pernah dimuat di nggalek.co selama sekitar setahun (Maret 2016-Maret 2017) dengan beragam topik. Dipilih khusus berdasarkan tema yang menjadi ide utama dicetaknya buku, yakni yopik-topik yang sedang hangat pada konteksnya masing-masing: berkait dengan kritik sosial dan arah pembangunan di Trenggalek. Rencananya nanti akan disusul oleh buku kedua yang khusus bertema local wisdom (kearifan lokal).

Tulisan-tulisan ini ditulis dari bulan ke bulan selama setahun, mencatat segala kejadian dan peristiwa yang khususnya berlangsung di Trenggalek, mendokumentasikan berbagai topik atau sekedar gosip yang beredar, respon terhadap kebijakan tertentu, tanggapan atas situasi sosial dan alam sekitar; dengan pandangan mata banyak penulis. Kelas di suatu masa, tulisan-tulisan ini penting sebagai semacam catatan kaleidoskop atas peristiwa sosial yang berlangsung di Trenggalek, dan bisa dirujuk lagi dengan konteks-konteks yang baru di masa mendatang.

Memang sebagian ada merespon kebijakan pemerintah, mengajak memahami lingkungan, menyadarkan untuk mengenali jati diri melalui narasi lain, dengan kejelian pengamatan serta tak gampang begitu saja tertipu oleh realitas yang menyuguhkan tampilan luar.

PENULIS BUKU MENUNGGU KEPUNAHAN DESA-DESA

1. Abdul Rohman

Kelahiran Trenggalek. Tempat tinggalnya terletak di belakang kantor kecamatan Pogalan, agak ke barat. Alumnus Universitas Jember ini kini menetap di Jakarta bersama istrinya.

2. Androw Dzulfikar

Kelahiran Karangan, Trenggalek, 29 tahun yang lalu. Sekarang berdomisili di Gandusari. Saat ini aktif di Lakpesdam PCNU Trenggalek. Bapak satu anak ini sedang tertarik dengan kajian Islam pascakolonial dan hobi main catur. Hingga saat ini ia tetap bangga menjadi seorang petani.

3. Bonari Nabonenar

Sastrawan Trenggalek kelahiran Cakul, Dongko 1964. Menulis dalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Ikut menyunting tabloid berbahasa Jawa bagi remaja, Bro, dan majalah Peduli yang diterbitkan untuk komunitas pekerja migran asal Indonesia di Hongkong. Alumnus SPG Trenggalek (1982) dan IKIP Surabaya (kini Unesa), jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Banyak menulis cerpen, puisi, esai dan opini di berbagai media cetak, baik lokal maupun nasional. Bukunya yang sudah terbit di antaranya Mimpi dan Badai (novel, Logung Pustaka, Jogjakarta, 2005), Cinta Merah Jambu (kumcer, JP-Books, Surabaya, 2005) dan Semar Super (kumcer, Alfina, Surabaya, 2006) Email: nabonenar@gmail.com.

4. Doni Farochin

Kelahiran Munjungan, Trenggalek, 1 Desember 1985. Kini bersama keluarga kecilnya tinggal di Slawe, Watulimo. Alumnus MTs dan MA Raden Paku, Trenggalek. Melanjutkan kuliah di STAIN Tulungagung, sempat mengambil Diploma 2, sebelum akhirnya melanjutkan ke jenjang S-1 di jurusan Pendidikan Bahasa Arab.

5. Gilang Tri Subekti

Peternak kampung dan burung lovebird. Pernah jadi tukang foto untuk buku Turonggo Yakso: Berjuang untuk Sebuah Eksistensi (2013) dan Spirit of Iron (2013). Ia masih mempercayai jika legenda gajah putih Trenggalek itu adalah gajah albino. Bisa dihubungi lewat trisubektigilang@gmail.com.

6. KW. Lidhya Ningsih

Seorang perempuan yang lahir di Desa bangun, Kecamatan Munjungan. Gemar berkenalan dengan wajah dan lokasi asing. Kini ia sedang mburuh di Hongkong. Menyukai uyon-uyon dan rindu suasana desanya, yang sering mendesaknya ingin segera pulang ke kampong halaman.

7. M. Choirur Rokhim

Kelahiran Watulimo, Trenggalek. Rumahnya dekat Pantai Prigi, Desa Tasikmadu. Sekarang merantau ke Tangerang. Ia semakin ‘keblinger’ dan gelisah, kegelisahan yang membuatnya belajar menulis dan terus menulis. Beberapa karya tulisnya terbit secara bunga rampai, di antaranya, bersama kawan-kawan Aufklarung-PKFT IAIN Tulungagung di buku Verba-Littera: Menyelam dalam Belukar Aksara (2014), Geliat Literasi IAIN Tulungagung (2015), Quantum Ramadan (2015), juga terbit di koran Duta Masyarakat, minumkopi.com, di portal nggalek.co, dan media alternatif lain. Penulis mendidik dirinya di mcrokhim.com, sekaligus belajar menulis lebih ajeg dan konsisten di portal nggalek.co. Ia bisa dihubungi di @choirurrokhim; email: xhoirur.rokhim12@gmail.com. No HP 085655736637 juga 081336798613.

8. M. Indra Setiawan

Kelahiran Trenggalek 15 September 1983. Masa kecilnya sangat akrab dengan kehidupan pedesaan di pinggiran hutan di kaki Bukit Tumpak Andhong, Ketro, Dukuh, Watulimo. Pernah Belajar di MIM Dukuh, sementara masa SLTP dan SLTA-nya dihabiskan di Ponpes Wali Songo, Ngabar, Ponorogo. Pernah mengenyam pendidikan Diploma 1 di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Melanjutkan ke STAIN Tulungagung mengambil konsentrasi Tadris Bahasa Inggris. Ketika rekan-rekannya melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya, ia lebih memilih mengulang dan mematangkan pendidikan di strata 1 dengan konsentrasi Pendidikan Agama Islam di STAIM Tulungagung. Setelah lulus, bukan S2 yang ia tempuh untuk menambah wawasan keilmuannya, melainkan masih berkutat di jenjang S1. Saat ini ia masih tercatat sebagai mahasiswa jurusan PGMI semester IV di STAIM Tulungagung. Berproses dalam dunia pemberdayaan bersama para seniornya di salah satu NGO di kota kecil Trenggalek, yakni Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (PAMA). Beberapa program yang ia jadikan media untuk lebih mengenal dan mendalami dunia pemberdayaan masyarakat di antaranya PAM-DKB, PIDRA, PKH dan PNPM Mandiri Perdesaan. Pecinta Club Sepak Bola Premier League, Chelsea, ini tertantang dan terpanggil untuk mengimplementasikan pengetahuan yang ia miliki dengan mengabdikan diri (sekaligus untuk mengaplikasikan seni mengajarnya) di sebuah sekolah di wilayah pegunungan, Madrasah Ibtadaiyah Muhammadiyah, Dukuh. Sebuah madrasah yang menjadi pondasi dan mengantarkannya mengenal dunia yang ia kenal kini.

9. Misbahus Surur

Lahir di Munjungan, Trenggalek, 20 Desember 1983. Pernah mondok di Darul Hikam sembari sekolah di MTs.A “Al-Islam” Joresan, Ponorogo (1997-2003). Merampungkan studi sarjana Bahasa dan Sastra Arab (2007), dan pascasarjana Pendidikan Bahasa Arab (2011) di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang. Menulis esai sastra, ulasan buku, dan puisi sejak mahasiswa sampai sekarang, sebagian terbit di beberapa surat kabar, majalah, portal online, dan beberapa buku bunga rampai. Sejak 2012 hinggi kini, ia mengajar beberapa mata kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Humaniora, UIN Maliki, Malang. Menulis buku seni, Turonggo Yakso Berjuang Untuk Sebuah Eksistensi (Yogyakarta: Syafni Press, 2013), mengeditori buku kumpulan cerpen Senja Temaram di Pantai Blado (Trenggalek: QLC, 2012) juga menyunting kumpulan feature Rengkek-Rengkek: Senarai Catatan dan Kisah (Per)jalan(an) di Kota Trenggalek (Trenggalek: Tuhālas Biblioteca, 2015). Tahun 2017 ini, ia tengah mempersiapkan buku esai sastra dan naskah sejarah-nya untuk diterbitkan, sembari menjadi editor di portal nggalek.co. Alamat surel: roer_12@yahoo.com.

10. Mundi Rahayu

Staf pengajar di program studi Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Humaniora, UIN Maliki Malang, sejak 2006. Mengajar mata kuliah Cultural Studies dan Literary Studies. Punya minat di sastra, budaya dan kajian media serta akhir-akhir ini banyak mengamati bagaimana orang ber-media. Doktor Ilmu Kajian Budaya dan Media dari Sekolah Pascasarjana UGM ini juga suka membaca novel dan menonton film. Pernah beberapa kali mengikuti fellowship untuk mempresentasikan papernya di beberapa negara seperti Jerman, Singapura dan Australia. Pernah menerjemahkan beberapa buku di antaranya Ensiklopedia Feminisme karya Maggie Humm (Fajar Pustaka Baru, Jogjakarta 2002) dan Sekolah Kapitalisme yang Licik; Dialog Bareng Paulo Freire, yang dieditori M. Escobar (Jogjakarta: LKiS, 2000).

11. Nanang Kurniawan

Lahir di Munjungan, 12 Januari 1983. Lulusan Fakultas Syariah UIN Maliki Malang (2007). Pernah menjadi ketua Paguyuban Rasa Insan Sumbreng di Malang (Prisma). Aktif di GP-Anshor. Kini tinggal di Munjungan bersama istri dan seorang anak perempuannya, sembari mendidik murid-muridnya di Madrasah Ibtidaiyah di dekat rumah.

12. Nur Mawadah

Kelahiran Tugu, Trenggalek. Penikmat lagu-lagu folksong seperti Payung Teduh. Suka membaca berbagai jenis novel, terutama karya Haruki Murakami dan Albert Camus. Ia lulusan MAN 1 Trenggalek dan STKIP PGRI Trenggalek, jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (2016).

13. Pulung Nawawijaya

Kelahiran Trenggalek 22 Agustus 1992. Beralamat di Jl. Imam Bonjol No. 7 Trenggalek. Setelah menamatkan jenjang Sekolah Menengah Atas-nya di SMAN 1 Trenggalek, ia melanjutkan kuliah di jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang (2015). Sekretaris Yayasan Komunitas Pemuda Trenggalek (KPT) ini hobi nonton film, traveling dan fotografi. Alamat surel: pulungnawawijaya@gmail.com.

14. Retno Kusumo Wardhani

Ibu rumah tangga yang tak bisa jauh-jauh dari bacaan ini kelahiran Prambon, Tugu, Trenggalek. Banyak menulis cerita anak (cernak), beberapa cernaknya dimuat di tabloit dan koran. Karya cernaknya di antaranya masuk dalam antologi Alien Terakhir (Penerbit Dar Mizan). Salah satu cernaknya yang berjudul Asal Mula Tradisi Tiban (The Origin of Tiban Custom) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Maharani Aulia, juga sempat diikutkan dalam antologi cerita rakyat (Indonesian Folktales) di Frankfurt Book Fair 2015 di Jerman.

15. Roin J. Vahrudin

Lahir pada 4 Februari 1987. Suka sepak bola meski sudah tidak mungkin untuk menjadi pemain profesioanal. Bersekolah di TK Mardi Utama, tempat ia pertamakali mengenal salah satu sahabatnya yang bercita-cita menjadi astronot. Melanjutkan ke SD Slawe, di sana pertama kali ia menyukai sepak bola. Berijasah MTs. AL HUDA, Bandung, Tulungagung, meski sempat bersekolah di MTs.A. Al Islam, Joresan, Ponorogo selama dua tahun. Pendidikan menengah atas ia tempuh di SMA ISLAM Watulimo bersama sahabat TK-nya itu, meskipun hingga kini, ia belum menjadi astronot. Di SMA itu pula ia pertama berkenalan dengan seorang perempuan yang kini sudah menjadi “mantan pacar”nya. Selama setahun pernah belajar ilmu desain di Wearnes Education Center, Malang. Selain olahraga, naik gunung adalah hobinya. Ia adalah anggota Pecinta Alam NIPONK yang bermarkas di barat Pasar Sebo. Kini ia tinggal di Sebo, Watulimo, Trenggalek, bersama istri dan dua anaknya. Setahunan ini ia tengah bergiat belajar menulis opini dan feature melalui portal nggalek.co di sela-sela kesibukan hariannya mengelola usaha souvenir dan desain grafis di dekat Pasar Sebo.

16. Suripto

Lahir di Trenggalek, 25 Maret 1970. Ia dibesarkan dalam tradisi keluarga petani pedesaan, tepatnya di Dusun Ketro, Desa Dukuh Kecamatan Watulimo, Trenggalek. Masa kecilnya dihabiskan di daerah kelahirannya. Di tempat inilah ia tumbuh dan berkembang menjadi anak dengan latar pendidikan, dan pemahaman agama yang sangat kental dipengaruhi oleh iklim masyarakat desa petani. Kini ia beralamat di Jl.Kanjeng Jimat No.96 A, Kel. Surodakan, Trenggalek. Sewaktu kecil belajar di MIM (Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah) dan di malam harinya belajar mengaji di masjid dekat rumahnya hingga tamat MTsN Trenggalek Filial di Prigi tahun 1987. Melanjutkan belajar di MAN Tulungagung (sekarang MAN I) yang diselesaikannya tahun 1990. Kuliah di IAIN Sunan Kalijaga JogJakarta (kini UIN) lulus tahun 1998. Adapun pendidikan Pascasarjananya (S-2) diselesaikan di Universitas Muhammadiyah Surabaya (2007) dengan predikat Wisudawan Terbaik “cumlaude”. Aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, penelitian dan volunteer sosial kemasyarakatan. Aktif di Persma ARENA, IAIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta. Di luar kampus, ia juga aktif di Yayasan Bina Potensia Jogjakarta, sebuah ornop yang bergerak dalam bidang pendidikan, pengorganisasian dan penelitian, seputar isu-isu pendidikan masyarakat sipil. Di samping aktif dalam berbagai seminar dan lokakarya ilmiah, sejak tahun 1999, ia concern dalam advokasi kebijakan di Kabupaten Trenggalek serta mengorganisir petani, nelayan dan penguatan UMKM melalui NGO, Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (PAMA) yang dipimpinnya. Ketua KPU Kabupaten Trenggalek ini, sekarang sedang proses ujian tertutup disertasi di program Doktor Ilmu Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta di bawah bimbingan Prof. Zamroni, MSc, Ph.D. Bisa dihubungi via Email: ripta_jatim@yahoo.com atau suripto.pama.kpu@gmail.com. No HP.081335712196.

17. Samsul Rihanan

Kelahiran Trenggalek 20 April 1989. Beralamat di Rt 20, Rw 08, Desa Salamrejo, Kecamatan Karangan, Trenggalek. Alumnus STIT Sunan Giri, Trenggalek, ini punya aktivitas harian beternak lele. Kini ia mengabdikan diri sebagai ustadz di Madrasah Diniyyah Al-Mubarok juga Madrasah Tsanawiyah Quran, Nurul Falah, Pogalan.

18. Trigus Dodik Susilo

Bapak dua anak ini lahir di Watulimo, 5 Mei 1989, di Dusun Kocor, Desa Gemaharjo. Kini tinggal bersama istrinya di lereng selatan Gunung Sinawang, tepatnya di Jl. Kanjeng Jimat Rt 27 Rw 8, Surodakan, Trenggalek. Pendidikannya ditempuh di MTs dan MA Muhammadiyah, Watulimo, lalu melanjutkan kuliah di STAI Muhammadiyah, Tulungagung hingga selesai. Pernah merantau ke Samarinda, Kalimantan, bersama istrinya, dan tidak betah lantas pulang. Ia memutuskan untuk aktif di NGO: Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (PAMA). Belajar bersikap kritis dan menjadi diri sendiri dengan menggunakan media tulisan sebagai ruang aktualisasi. Menulis feature dan reportase secara lebih serius di portal nggalek.co, sekaligus dia sendiri sebagai web-masternya.

19. Wahyu Agung Prasetyo

Adalah mahasiswa jurusan Menejemen, Fakultas Ekonomi, UIN Maliki Malang, sembari banyak belajar di luar kampus. Mengasah kemampuan menulis di Persma UAPM Inovasi, UIN Maliki, dan PSM GGB. Menurutnya, salah satu manfaat dari bersekolah adalah menjadi tahu bahwa pendidikan yang kita harapkan bisa sangat mengecewakan, sampai kita tidak butuh (ber)sekolah untuk mendapatkan pendidikan. Tapi ia tetap tak bisa membantah bahwa ia termasuk orang yang beruntung, karena masih bisa bersekolah. Bercita-cita menulis esai dan cerpen menggunakan dua tangan secara bersamaan.

CARA MEMBELI BUKU INI?

Silakan menghubungi untuk melakukan pemesanan.

Posting Komentar untuk "Buku Menunggu Kepunahan Desa-desa"