Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mas Saeroji Bersama Durian Ripto

Artikel ini saya tulis untuk mencatat mozaik kehidupan saya pribadi yang bersinggungan langsung dengan orang lain. Setidaknya, dengan mencatat kenangan tersebut, saya bisa mengingatnya kembali, ketika saya benar-benar sudah pikun.
-----------------------

Suatu ketika, saya mendapat undangan dari Pemkab Trenggalek untuk menghadiri acara FGD (Focus Group Discussion) bertemakan "Ekonomi Digital" Kabupaten Trenggalek yang dihadiri langsung oleh co-founder & CEO iGrow, Andreas Senjaya. Acara ini berlangsung di Gedung Bawarasa Trenggalek. Diskusi terfokus ini dibuka Oleh Mas Nur Arifin selaku Wakil Bupati Trenggalek, ia menunggui FGD hingga acara diskusi berakhir.

Saya bersama beberapa undangan lain, mendengarkan dengan seksama presentasi yang dibawakan oleh Mas Andreas, tak ingin membuang kesempatan bagus, saya mencatat poin penting dan mengambil inti dari beberapa pengalaman beliau dalam mengelola startup, termasuk saat mendirikan dan mengembangkan iGrow dari nol hingga besar. Waktu itu saya mewakili paditren.com, situs jual beli online produk asli masyarakat Trenggalek, yang saya sendiri adalah salah satu pendirinya.

Ketika sesi tanya jawab dibuka, saya mendapatkan kesempatan untuk bertanya kepada Mas Andreas, waktu saya gunakan dengan sebaik-baiknya, menanyakan terkait apa langkah utama dalam pengembangan startup, dan apa "penyakit" yang biasa muncul pada pengembangnya.

Berganti ke penanya lain, saya baru menyadari bahwa, dalam ruangan itu, ada seorang kenalan yang juga termasuk mentor saya sewaktu masih MTs, namanya Mas Saeroji, ia juga mendapat kesempatan untuk bertanya. Namun yang membuat saya merasa bangga adalah, dia mengawali pertanyaannya dengan sangat elegan, begini ucapnya "Perkenalkan, nama saya Saeroji dari Watulimo, saya adalah petani".

Menyebut dirinya sebagai petani sebenarnya bukan hal aneh bagi saya, karena saya tahu bahwa semenjak ia pulang dari Jepang, ia benar-benar menjadi petani. Namun ungkapannya dengan PD dan bangga menjadi petani, adalah sesuatu yang jarang saya dengar di forum-forum lain yang pernah saya hadiri. Ia petani, dan Ia sangat percaya diri dengan profesinya.

Berkenalan Dengan Mas Saeroji


Andai kata Mas Saeroji tidak telaten ngemong anak-anak IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Dulu namanya masih IRM, Ikatan Remaja Muhammadiyah), mungkin saya sendiri tidak dapat mengenalnya secara utuh. Perkenalan saya dengannya bermula dari kegiatan anak-anak remaja yang dipelopori oleh IPM, dulu ia menjadi ketuanya dan saya ikut-ikutan dalam setiap kegiatan yang gelar.

Ia kuliah di STKIP Trenggalek, mengambil jurusan Bahasa Indonesia. Salah satu hal yang menginspirasi darinya adalah, ketika masih jaman kuliah, ia tidak memiliki sepeda motor untuk pulang pergi ke kampus, sehingga  sehabis jam kuliah, ia sering nggandol (numpang pada truk atau pikep) yang sejalur dengan arah rumahnya. Itu dilakukan sejak ia masuk pertama kali di STKIP hingga lulus kuliah.

Setahu saya, ia juga pernah terpilih menjadi wakil pelajar indonesia yang dikirim ke negara sakura (Jepang) selama 9 bulan untuk belajar ilmu pertanian, yang dengan jelas dapat diakui bahwa, hasil belajar dari Jepang tersebut, diamalkan di kampung halamannya ketika sudah kembali ke tanah kelahiran, ia mempraktikkan ilmunya dan mengembangkan pertanian (menjadi petani). Salah satu hal yang kini ia tekuni adalah, membudidayakan Durian Ripto (Suripto) , salah satu jenis varietas durian lokal yang berasal dari desa ia dilahirkan.

Durian Suripto menjadi terkenal ketika berhasil memenangkan kontes durian se-Trenggalek, bahkan se-jatim, ia dsebut-sebut sebagai salah satu varietas durian terbaik dari Trenggalek.

Durian Suripto dan Mas Saeroji


Nama Durian Ripto diambil dari nama pemilik pohon durian tersebut, namanya bapak Suripto (meninggal tahun 2018, semoga Alloh memberikan ketenangan di sisi-Nya). Mas Saeroji secara kepemilikan tidak ada sangkut pautnya dengan Durian Ripto, hanya saja, dengan keahliannya dalam pengembangan varietas tersebut, ia menjadi pemegang lisensi pembibitan Durian Ripto serta berhak untuk menjualnya.

Setiap bibit Durian Ripto yang ia kembangkan dan ia jual, memiliki nomer induk legal yang dikeluarkan oleh dinas pertanian Trenggalek dan Jawa Timur. Perlakuan yang ia berikan, menjadikan durian tersebut menjadi lebih diperhatikan. Setidaknya, ia telah menjaga supaya bibit-bibit yang berlabel Durian Suripto tetap asli seperti induknya serta tidak dipalsukan.


Tidak hanya itu, ia bersama rekan-rekannya membuat rencana pengembangan durian ripto yang diikutkan Festival Gagasan Trenggalek 2018 dengan mengusung tema "Durian Ripto Untuk Trenggalek dan Nusantara" dan berhasil lolos menjadi salah satu pemenang dari 99 penggagas lainnya.

Begini cuplikan dari gagasan tersebut:

Gagasan ini berangkat dari latarbelakang ketersediannya Durian Ripto di Trenggalek.
Trenggalek yang saat ini menjadi wilayah penghasil benih dan bibit Durian Ripto satusatunya, maka sangat penting untuk mengembangkan si Ripto. Kawasan Trenggalek yang juga tengah membangun pariwisata kiranya begitu strategis dalam usaha mengembangkan Durian Ripto guna menjadi salahsatu variable pendukungnya.
Durian Ripto adalah varietas unggulan yang selama ini dikenal sebagai primadonanya durian. Maka kegiatan pengembangan Durian Ripto begitu penting untuk segera dilakukan dengan beberapa program pengembangan. Ketersediaan lahan dan mudahnya durian varietas ini untuk tumbuh dan berkembang perlu untuk ditangkap pemerintah kabupaten trenggalek dengan turut melibatkan para petani dan pemerintah desa. Maka program 1 KK 1 pohon Durian Ripto adalah aktivitas yang sangat luarbisasa agar varietas ini mampu mengangkat Trenggalek, mulai pariwissata hingga perekonomian warganya.

Menurut tayangan video yang dibuat oleh Akun Youtube Bapak Mustofa Kepala jenggot saat wawancara dengan Mas Saeroji, tercatat bahwa penjualan si Ripto sudah sampai negara Taiwan. Ada banyak pemburu benih Ripto dari luar daerah yang datang kepada Mas Saeroji untuk membeli bibitnya.

Sampai di sini saya jadi berpikir tentang beberapa hal, yaitu "selain Mas Saeroji lihai ngopeni anak-anak muda, ternyata ia juga lihai ngopeni tanaman" salah satu yang hal yang sampai saat ini ia pegang adalah, ia manusia yang telaten.

Kejujuran Mas Saeroji


Mas Saeroji (saya biasa memanggil ia Mbah Oji) dikenal sebagai sosok jujur, ulet dan agamis. Bagi saya, jika harus menyebut siapa manusia paling jujur dan paling saya percayai di Trenggalek ini, maka saya sebut namanya, Mas Saeroji.

Dalam sebuah forum ia pernah mengembalikan uang sisa penjualan yang sudah berlangsung selama 7 tahun, totalnya tidak banyak, hanya sekitar 20.000. Padahal, orang-orang yang terlibat dalam usaha bersama, sudah tidak lagi mengingat, bahkan menganggapnya sudah clear. Namun, ia (Mbah Oji) menyerahkan uang tersebut kepada bendahara, katanya "ia menunggu kesempatan berkumpul bersama untuk menyerahkan uang tersebut, dan baru kali ini terwujud, uang tersebut terus membayanginya selama 7 tahun".

Satu hal yang membuat saya senang membuat janji dengannya adalah, jika suatu ketika ia berhalangan untuk datang pada sebuah janji, ia selalu memberitahu kepada yang bersangkutan jika ia berhalangan. Bahkan suatu waktu, ia mendatangi rumah yang bersangkutan. Misalnya, ia janji bertemu dengan saya jam 12 siang, jika kebetulan ia tidak bisa hadir pada jam tersebut, 1 jam sebelumnya ia sudah memberikan penjelasan, lengkap dengan permintaan maafnya.

Ingin mengenal Mas Saeroji dan Mengenal Durian Ripto, berikut videonya:


Posting Komentar untuk "Mas Saeroji Bersama Durian Ripto"