Viral Sandal Jepit Bertuliskan Arab! Jangan SALKIR, Ini Penjelasannya
Jagat dunia maya seakan tidak ada kedamaiannya, setiap hari banyak kita temui adanya adu argumentasi yang hampir-hampir selalu mengarah pada ed hominen, yaitu serangan yang ditujukan kepada pribadi atau karakter seseorang. Jelas perilaku ini masuk dalam kategori logical falacy (Kesalahan logika). Ini berlaku untuk apapun, bahkan hanya sekedar postingan status di facebook.
Entah siapa yang pertama kali memposting foto sandal jepit bertuliskan arab tersebut, yang jelas, hal ini membuat sebagian orang keranjingan mengarahkan jempolnya untuk menulis komentar, satu pihak tidak sepakat karena menganggap itu penistaan al-Qur'an, pihak lain mencoba untuk menjelaskan arti tulisan sebenarnya. Kedua terlibat dalam adu argumentasi yang ujung-ujungnya saling membodoh-bodohkan.
Tanpa kita sadari kita menunjuk diri kita sendiri bodoh, lantas tak mengakui akan kebodohan itu. Ini semua disebabkan oleh mudahnya orang-orang mengeluarkan sumpah serapahnya di media sosial. Tidak setuju sedikit, bahlul ente, tidak sepakat udah nyebut kecebong, tidak seiya sudah dikata-katai kaum berpikiran cekak, kaum sumbu pendek, dll. Sehingga pergolakan hati saat menghadapi handphone, mengarahkan jempolnya untuk menulis dengan cepat, tanpa berpikir apakah itu ditulis dengan benar atau tidak.
Apa iya kita ini mau menjadi yang paling bener sendiri dan selalu ingin menjadi pemenang. Tidak bisakah kita saling berpelukan.
Nah, terkait persoalan sandal jepit yang menjadi viral tersebut, saya menemukan ulasan yang mencerahkan di facebook, yang ditulis oleh seorang Doktor, namanya Dr. Abad, beliau pernah menulis tentang LGBT di sini: LGBT Dipandang dari Kacamata Abad.
Simak ulasan:
Kiri dan Kanan, yakin saya, ada di semua bahasa. Orang Arab menyebut Syimāl untuk menunjuk Kiri dan Yamīn untuk Kanan. Di Quran dua kata ini ada. Tentu saja karena ia menggunakan bahasa Arab sebagai media komunikasinya.
Sebagai bahasa manusia, bahasa Arab adalah profan belaka, seperti semua bahasa lainnya. Sedang Quran adalah Kitab Suci. Maka, semua kata-kata dalam Quran yang menggunakan bahasa Arab itu pun dengan sendirinya memiliki sifat kesucian tersendiri.
Hingga di sini tidak sedikit orang terperangkap ketidakcermatan membedakan mana yang profan mana yang suci.
Perhatikan baik-baik! Orang Arab akan mengungkapkan segala keinginan dan apa saja yang ada di pikirannya dalam bahasa Arab. Jika di pikiran orang Arab itu ada kata Kanan, maka ia menyebutnya Yamīn. Jika ia bermaksud kiri, akan terbit dari mulutnya kata Syimāl. Jika ia harus menuliskannya, maka kita akan melihat tulisan يمين atau شمال. Kata Yamīn dan Syimāl di sini tidak ada hubungannya dengan kata yang sama yang terdapat dalam Quran. Hingga di sini, kamu paham kan Le...Nduk..?
Orang Arab juga akan menulis dengan bahasa Arab pada media apa pun yang dianggapnya bisa dijadikan media tulis. Tidak terkecuali sendal jepit. Jika mereka ingin menandai sendal jepitnya yang kanan dengan kata Kanan, maka kita akan melihat tulisan يمين di sendalnya yang sebelah kanan. Untuk yang kiri kita akan membaca tulisan شمال. Hal ini berlaku untuk semua kata dengan segala pemakaian dan fungsinya.
Kemudian kita di sini. Ada banyak yang paham bahasa Arab; bisa nulis dan bercakap dalam bahasa Arab. Maka apa yang berlaku pada orang Arab seperti digambarkan di atas, berlaku pula untuk orang kita yang bisa bahasa Arab. Saya bisa dan sah saja menulis kata شمال di sendal jepit kiri dan kata يمين di sendal jepit kanan saya. Saya paham arti keduanya. Saya pun sama sekali tidak menghubungkannya dengan kata yang sama yang ada di Quran, Kitab yang saya sucikan.
Bayangkan dirimu tinggal di Arab sana. Di sana-sini, di berbagai media, fasilitas, perabotan, perangkat, perkakas, perumahan, gedung, bahkan kakus, kamu akan mendapati tulisan-tulisan dalam bahasa Arab. Apa dengan begitu kamu akan petantang-petenteng menyebut mereka melecehkan Quran? Agak cerdaslah dikit mah!
Yang termasuk pelecehan itu adalah kamu hafal sebuah ayat Quran lalu kamu menuliskannya di tempat yang tidak seharusnya, terlebih kalau memang niatnya buat melecehkan.
Termasuk pelecehan juga kamu bilang: هذا رجل ذو شعر كثيف sambil nunjuk kepala saya!
Entah siapa yang pertama kali memposting foto sandal jepit bertuliskan arab tersebut, yang jelas, hal ini membuat sebagian orang keranjingan mengarahkan jempolnya untuk menulis komentar, satu pihak tidak sepakat karena menganggap itu penistaan al-Qur'an, pihak lain mencoba untuk menjelaskan arti tulisan sebenarnya. Kedua terlibat dalam adu argumentasi yang ujung-ujungnya saling membodoh-bodohkan.
Tanpa kita sadari kita menunjuk diri kita sendiri bodoh, lantas tak mengakui akan kebodohan itu. Ini semua disebabkan oleh mudahnya orang-orang mengeluarkan sumpah serapahnya di media sosial. Tidak setuju sedikit, bahlul ente, tidak sepakat udah nyebut kecebong, tidak seiya sudah dikata-katai kaum berpikiran cekak, kaum sumbu pendek, dll. Sehingga pergolakan hati saat menghadapi handphone, mengarahkan jempolnya untuk menulis dengan cepat, tanpa berpikir apakah itu ditulis dengan benar atau tidak.
Apa iya kita ini mau menjadi yang paling bener sendiri dan selalu ingin menjadi pemenang. Tidak bisakah kita saling berpelukan.
Nah, terkait persoalan sandal jepit yang menjadi viral tersebut, saya menemukan ulasan yang mencerahkan di facebook, yang ditulis oleh seorang Doktor, namanya Dr. Abad, beliau pernah menulis tentang LGBT di sini: LGBT Dipandang dari Kacamata Abad.
Simak ulasan:
Kiri dan Kanan, yakin saya, ada di semua bahasa. Orang Arab menyebut Syimāl untuk menunjuk Kiri dan Yamīn untuk Kanan. Di Quran dua kata ini ada. Tentu saja karena ia menggunakan bahasa Arab sebagai media komunikasinya.
Sebagai bahasa manusia, bahasa Arab adalah profan belaka, seperti semua bahasa lainnya. Sedang Quran adalah Kitab Suci. Maka, semua kata-kata dalam Quran yang menggunakan bahasa Arab itu pun dengan sendirinya memiliki sifat kesucian tersendiri.
Hingga di sini tidak sedikit orang terperangkap ketidakcermatan membedakan mana yang profan mana yang suci.
Perhatikan baik-baik! Orang Arab akan mengungkapkan segala keinginan dan apa saja yang ada di pikirannya dalam bahasa Arab. Jika di pikiran orang Arab itu ada kata Kanan, maka ia menyebutnya Yamīn. Jika ia bermaksud kiri, akan terbit dari mulutnya kata Syimāl. Jika ia harus menuliskannya, maka kita akan melihat tulisan يمين atau شمال. Kata Yamīn dan Syimāl di sini tidak ada hubungannya dengan kata yang sama yang terdapat dalam Quran. Hingga di sini, kamu paham kan Le...Nduk..?
Orang Arab juga akan menulis dengan bahasa Arab pada media apa pun yang dianggapnya bisa dijadikan media tulis. Tidak terkecuali sendal jepit. Jika mereka ingin menandai sendal jepitnya yang kanan dengan kata Kanan, maka kita akan melihat tulisan يمين di sendalnya yang sebelah kanan. Untuk yang kiri kita akan membaca tulisan شمال. Hal ini berlaku untuk semua kata dengan segala pemakaian dan fungsinya.
Kemudian kita di sini. Ada banyak yang paham bahasa Arab; bisa nulis dan bercakap dalam bahasa Arab. Maka apa yang berlaku pada orang Arab seperti digambarkan di atas, berlaku pula untuk orang kita yang bisa bahasa Arab. Saya bisa dan sah saja menulis kata شمال di sendal jepit kiri dan kata يمين di sendal jepit kanan saya. Saya paham arti keduanya. Saya pun sama sekali tidak menghubungkannya dengan kata yang sama yang ada di Quran, Kitab yang saya sucikan.
Bayangkan dirimu tinggal di Arab sana. Di sana-sini, di berbagai media, fasilitas, perabotan, perangkat, perkakas, perumahan, gedung, bahkan kakus, kamu akan mendapati tulisan-tulisan dalam bahasa Arab. Apa dengan begitu kamu akan petantang-petenteng menyebut mereka melecehkan Quran? Agak cerdaslah dikit mah!
Yang termasuk pelecehan itu adalah kamu hafal sebuah ayat Quran lalu kamu menuliskannya di tempat yang tidak seharusnya, terlebih kalau memang niatnya buat melecehkan.
Termasuk pelecehan juga kamu bilang: هذا رجل ذو شعر كثيف sambil nunjuk kepala saya!
Posting Komentar untuk "Viral Sandal Jepit Bertuliskan Arab! Jangan SALKIR, Ini Penjelasannya"