Cara Mudah Membuat Konsep Bisnis dengan Model Bisnis Bagi Bisnisman Pemula
Beberapa waktu yang lalu saya pernah mengikuti workshop Konsultan Bisnis Koperasi dan UMKM di Batam bersama beberapa konsultan dan pendamping UMKM Indonesia. Banyak materi yang saya dapatkan dari workshop tersebut, di antaranya adalah bagaimana cara kerja konsultan binis, bagaimana cara membuat branding bagi konsultan KUMKM, cara membuat konsep dan kanvas model bisnis, cara mendesain model bisnis koperasi atau UMKM, serta praktek mendesain model bisnis untuk berbagai jenis usaha.
Nah, karena saya rasa materi ini sangat penting untuk diketahui oleh kebanyakan orang, khususnya para pebisnis pemula dan juga untuk para pendamping koperasi dan UMKM, maka saya putuskan untuk sharing ilmu supaya apa yang saya dapatkan ini dapat memberi manfaat kepada orang lain. Tentu semua materi berdasarkan apa yang telah daya dapat dari workshop tersebut di kuatkan dengan dukungan literasi buku pedoman praktis menjadi konsultan bisnis koperasi dan umkm.
Tujuan dari pembahasan ini adalah:
Ketiga tujuan yang saya tulis di atas biasanya sangat diperlukan oleh konsultan bisnis dan juga oleh pebisnis itu sendiri untuk mengetahui apakah model bisnis yang telah dijalankan sudah benar? Apa potensi yang dimiliki atau permasalahan yang dihadapi dalam berbisnis.
MATERI YANG AKAN DIPELAJARI:
Dalam postingan panjang ini, ada beberapa materi yang akan kita bahas, diantaranya:
CARA MUDAH MEMBUAT KONSEP BISNIS DENGAN MODEL BISNIS BAGI BISNISMAN PEMULA
Dara terakhir dari BPS dan kementerian KUKM menunjukkan bahwa jumlah koperasi dan usaha mikro kecil menengah (KUMKM) di Indonesia di akhir 2011 sudah mencapai 53,8 juta. Banyak cerita sukses KUMKM yang dimunculkan di media massa dan dijadikan stusy kasus di perguruan tinggi. Bahkan sekarang sudah banyak buku diterbitkan untuk mengajak orang untuk memulai usaha. Tidak heran kalau perusahaan besar seperti bank-bank pun berlomba-loma mendukung KUMKM melalui penggelontoran dana KUR (misalnya) dan juga event-event (pameran). Keberhasilan dalam KUMKM (termassuk yang dijalankan oleh anak-anak muda) tiba-tiba mejadi hal seksi dan dapat menginspirasi banyak orang lain untuk memulai usaha.
Akan tetapi, tahukah anda berapa banyak KUMKM yang gagal dalam setahun dan apa penyebabnya? Data prosentase kegagalan KUMKM setelah setahun didirikan, misalnya, agak susah untuk didapatkan. Bisa saja dengan mudah kita menyatakan bahwa mereka kekurangan modal, tentu selain masalah tersebut ada banyak masalah lain yang menjadi penjagal usaha mereka. Sebagai contoh, pangsa pasar belum siap, pebisnis salah melakukan pengelolaan bisnis, pebisnis hanya bermodal semangat tanpa memiliki model bisnis yang baik, dan lain-lain.
Salah satu sebab kegagalan KUMKM untuk tumbuh adalah karena mereka tidak punya model bisnis yang tepat. Lalu apa sebenarnya yang disebut dengan model bisnis? Apalah sama dengan rencana bisnis? Pada tulisan saya berikutnya akan dibahas mengenai model bisnis, cara mengembangkan atau mendesain model bisnis secara mudah.
PROSES MENDIRIKAN USAHA
Selam ini, orang yang dianggap paling tahu dalam mengembangkan usaha adalah para entrepreneur atau lulusan MBA (buka Makin Botak Aja). Kalau kita meminta bantuan seorang lulusan MBA untuk mengembangkan ide menjadi sebuah usaha, maka akan ada banyak langkah yang dia ambil: mengembangkan ide dasar, melakukan analisa pasar, menata struktur manajemen, membuat rencana bisnis, mencari modal, baru menjalankan usahanya. Terlepas dari pro atau kontra, begitulah cara mereka dididik untuk mendirikan usaha secara sistematis.
Di sisi lain, banyak entrepreneur, terutama pengusaha pemula, mendirikan usaha tanpa harus berpikir banyak. Mereka mengembangkan bisnisnya sambil berjalan. Hasilnya, ada yang sukses karena momennya tepat, ada yang gagal karena ternyata persiapannya belum matang, dan banyak juga yang terus-menerus melakukan penyesuaian di sana-sini selama jalannya perusahaan karena dari awal model bisnisnya belum tepat.
Adakah cara yang lebih praktis untuk mengetahui apakah sebuah ide akan benar-benar bisa diwujudkan sebagai usaha? Pengalaman anda bagaimana?
Oleh karena permasalahan di atas, kita memerlukan alternatif dari rencana bisnis ini, saya sendiri dan juga para konsultan (yang telah update) mengusulkan kepada KUMKM untuk mulai menggunakan model bisnis. Faktanya, mengembangkan model bisnis terbukti lebih mudah dibandingkan membuat rencana bisnis. Dengan memakai kanvas model, kita bisa merancang berbagai skenario bisnis dan kemudian memilih mana yang paling disukai.
Rencana bisnis meskipun lebih lengkap, rumit dan banyak membutuhkan waktu untuk membuatnya. Jika ada perubahan dalam rencana, akan sangat sulit untuk mengubah rencana yang saling berkaitan. Seringkali rencana bisnis yang baru selesai dibuat sudah tidak relevan lagi dengan keadaan di lapangan karena cepatnya perubahan.
Jadi dengan menggunakan model bisnis, kita lebih mudah untuk mendapatkan kepastian bisnis, mudah untuk melihat keadaan bisnis pada masa sekarang dan bagaimana memajukannya. Selain itu, model bisnis juga bisa dipakai sebagai pijakan untuk membuat rencana bisnis.
BUKU “BUSINESS MODEL GENERATION”
Model bisnis sudah lama ada, hanya saja mendefinisikan dan menjelaskan konsepnya yang susah. Dalam berbagai seminar atau pembicaraan kita sering mendengar orang menanyakan “Facebook itu model bisnisnya bagaimana sih?”. Atau kita sering mendengar orang berkomentar “Ya kalau model bisnisnya salah ya susah dapat duitnya”.
Jadi sebenarnya apa yang dimaksud dengan model bisnis itu? Apa definisi yang tepat?
Sekitar beberapa tahun yang lalu, Alex Osterwalder dan Yves Pignour mulai menulis buku berjudul “Business Model Generation” atau terjemahan mudahnya “Mengembangkan Model Bisnis”. Buku ini menjadi laris dan banyak dipakai oleh kalangan bisnis dan akademis karena memang baru pertama kalinya ada penulis yang bisa menjelaskan konsep model bisnis dengan gampang.
Karena itu, agar lebih mudah, saya akan memakai buku ini sebagai bahan utama dan referensi untuk menjelaskan konsep, definisi model bisnis serta bagaimana cara mendesain, mengembangkan, menguji dan menerapkan model bisnis.
Model bisnis dapat digunakan untuk beberapa hal, diantaranya:
KONSEP MODEL BISNIS
Konsep model bisnis sudah diterapkan sejak lama. Membeli barang dari supplier dalam partai besar dengan murah untuk kemudian menjualnya dengan harga lebih tinggi secara eceran, adalah model bisnis sederhana yang kita kenal dengan usaha eceran atau retail.
Kita masih ingat bahwa sekitar 17-an tahun yang lalu, untuk membawa pulang mobil atau motor, kita harus mengumpulkan uang sebanyak harga mobil atau motor dulu dan pergi ke showroom untuk membelinya. Sekarang, dengan melakukan pembayaran di muka (down payment) dan cicilan bulan pertama, kita sudah bisa membawa pulang mobil atau motor yang kita idamkan.
Mesin fotokopi, pada saat pertama kali ditemukan, harganya mahal sekali untuk jaman itu. Satu mesin harganya bisa sampai sekitar US $200.000. Kapasitasnya pun Cuma sekitar 2000 fotokopi per hari. Pertanyaannya, kira-kira ada tidak perusahaan yang mau membeli mesin tersebut? Jawabnya jelas tidak ada. Lantas mau dikemanakan seratus mesin fotokopi yang sudah terlanjur dibuat?
Keluarlah ide jenius dari Chester Carlson (penemunya) untuk menyewakan mesin fotokopi tersebut secara bulanan dan mengenakan biaya untuk setiap lembar fotokopi yang dibuat. Hasilnya, mesin fotokopi laku keras dan perusahaan Xerox corporation berkembang pesat dan pendapatanya meningkat sekitar 41% setiap tahunnya selama 20 tahun berikutnya.
Larry Page dan Sergey Brin pada mulanya mendirikan dan membuat search engine atau mesin pencari informasi Google yang memungkinkan kita untuk mencari informasi di internet dengan gratis. Dari mana Google memperoleh pendapatannya dan bisa berkembang besar dan terus berinovasi? Ini model bisnis yang bagaimana?
Apakah Google merugi dengan memberikan produk-produknya dengan gratis? Baik Xerox maupun Google tidak hanya mengandalkan inovasi/penemuan canggih saja. Buktinya Xerox mengalami kesulitan menjual mesin fotokopinya, pada awalnya. Dan kalau google mengenakan biaya kepada user ketika mau menggunakan layanannya,siapa yang mau? Karena itu inovasi produk saja tidak cukup. Mereka memperkuat inovasi itu dengan model bisnis yang tepat.
Xerox pada awalnya memang ingin mengerjakan hal yang lazim dilakukan waktu itu: mengembangkan produk, memproduksinya lalu menjualnya. Akan tetapi karena konsumen bersikap lain, mereka pun berpikir untuk mencari jalan lain agar mesin fotokopi yang dibuatnya dipakai oleh konsumen. Sedangkan untuk Google, karena “search engine” merupakan penemuan yang cukup baru pada waktu itu, mereka pun mencari cara bagaimana agar banyak orang menggunakan “search engine” tersebut supaya selanjutnya dapat mendatangkan keuntungan.
Apapun latar belakang kejadian dan alasannya, kedua perusahaan tersebut berhasil karena menciptakan model bisnis yang baru. Dan ketiga, karena mereka tidak dapat menguji di lapangan apakah produk atau model bisnisnya akan berhasil, maka mereka pun mengambil resiko dengan melakukan berbagai eksperimen dengan mencoba beberapa model bisnis.
Menurut Alex Osterwalder dalam buku “ Business Model Generation”, definisi model bisnis adalah:
“Model bisnis menjelaskan secara logis bagaimana sebuah perusahaan/organisasi menciptakan, menyalurkan dan menangkap nilai (dari produk atau jasa).
Definisi lain model bisnis adalah cara berpikir bagaimana sebuah usaha dapat langgeng secara finansial atau dapat diartikan dengan cara berpikir bagaimana sebuah usaha memperoleh pendapatannya.
Setelah mengerti konsep dan definisi model bisnis, maka sangatlah perlu kita mempelajari dan tahu cara menggunakan kanvas model bisnis, kanvas model bisnis adalah penemuan yang inovatif dan paling membedakan dari buku ini dibanding buku-buku lain mengenai model bisnis.
KANVAS MODEL BISNIS
Kanvas model bisnis terdiri dari sembilan komponen atau “building block” utama. Kesembilan komponen ini saling berhubungan satu sama lain. Perhatikan gambar kanvas model bisnis di bawah ini:
Jika kita perhatikan, mengacu pada kinerja otak kiri dan otak kanan, maka jika dihubungkan dengan kanvas, komponen-komponen yang sebelah kiri adalah hal-hal yang bersifat logis. Sementara komponen yang terletak di sebelah kanan adalah hal yang bersifat intuisi atau emosi.
Bisa juga kanvas model bisnis dihubungkan dengan unsur manajemen. Knvas sebelah kiri berhubungan dengan efisiensi, dan sebelah kanan berhubungan dengan “value” atau nilai yang ditawarkan.
PENJELASAN MENGENAI 9 KOMPONEN KANVAS MODEL BISNIS
Nah, karena saya rasa materi ini sangat penting untuk diketahui oleh kebanyakan orang, khususnya para pebisnis pemula dan juga untuk para pendamping koperasi dan UMKM, maka saya putuskan untuk sharing ilmu supaya apa yang saya dapatkan ini dapat memberi manfaat kepada orang lain. Tentu semua materi berdasarkan apa yang telah daya dapat dari workshop tersebut di kuatkan dengan dukungan literasi buku pedoman praktis menjadi konsultan bisnis koperasi dan umkm.
Tujuan dari pembahasan ini adalah:
- Supaya pembaca mastrigus.com mengerti tentang konsep model bisnis seperti: definisi, kegunaan dan contoh model bisnis unik di Indonesia seperti Go-Jek, Mak Icih, dan lain sebagainya;
- Memberikan pemahaman perbedaan antara model bisnis dan rencana bisnis: model bisnis lebih relevan untuk koperasi dan UMKM dan membantu pembuatan rencana bisnis;
- Dapat menggunakan kanvas model bisnis untuk berbagai jenis usaha Koperasi dan UMKM;
Ketiga tujuan yang saya tulis di atas biasanya sangat diperlukan oleh konsultan bisnis dan juga oleh pebisnis itu sendiri untuk mengetahui apakah model bisnis yang telah dijalankan sudah benar? Apa potensi yang dimiliki atau permasalahan yang dihadapi dalam berbisnis.
MATERI YANG AKAN DIPELAJARI:
Dalam postingan panjang ini, ada beberapa materi yang akan kita bahas, diantaranya:
- Konsep, definisi, kegunaan dan contoh beberapa konsep model bisnis yang berhasil diterapkan di koperasi dan UMKM di Indonesia maupun di negara lain;
- Kanvas model bisnis: pemahaman mengenai bagian-bagian, blog-blog di dalam kanvas serta cara menggunakannya;
- Praktek menggunakan kanvas model bisnis untuk UMKM.
CARA MUDAH MEMBUAT KONSEP BISNIS DENGAN MODEL BISNIS BAGI BISNISMAN PEMULA
Dara terakhir dari BPS dan kementerian KUKM menunjukkan bahwa jumlah koperasi dan usaha mikro kecil menengah (KUMKM) di Indonesia di akhir 2011 sudah mencapai 53,8 juta. Banyak cerita sukses KUMKM yang dimunculkan di media massa dan dijadikan stusy kasus di perguruan tinggi. Bahkan sekarang sudah banyak buku diterbitkan untuk mengajak orang untuk memulai usaha. Tidak heran kalau perusahaan besar seperti bank-bank pun berlomba-loma mendukung KUMKM melalui penggelontoran dana KUR (misalnya) dan juga event-event (pameran). Keberhasilan dalam KUMKM (termassuk yang dijalankan oleh anak-anak muda) tiba-tiba mejadi hal seksi dan dapat menginspirasi banyak orang lain untuk memulai usaha.
Akan tetapi, tahukah anda berapa banyak KUMKM yang gagal dalam setahun dan apa penyebabnya? Data prosentase kegagalan KUMKM setelah setahun didirikan, misalnya, agak susah untuk didapatkan. Bisa saja dengan mudah kita menyatakan bahwa mereka kekurangan modal, tentu selain masalah tersebut ada banyak masalah lain yang menjadi penjagal usaha mereka. Sebagai contoh, pangsa pasar belum siap, pebisnis salah melakukan pengelolaan bisnis, pebisnis hanya bermodal semangat tanpa memiliki model bisnis yang baik, dan lain-lain.
Salah satu sebab kegagalan KUMKM untuk tumbuh adalah karena mereka tidak punya model bisnis yang tepat. Lalu apa sebenarnya yang disebut dengan model bisnis? Apalah sama dengan rencana bisnis? Pada tulisan saya berikutnya akan dibahas mengenai model bisnis, cara mengembangkan atau mendesain model bisnis secara mudah.
PROSES MENDIRIKAN USAHA
Selam ini, orang yang dianggap paling tahu dalam mengembangkan usaha adalah para entrepreneur atau lulusan MBA (buka Makin Botak Aja). Kalau kita meminta bantuan seorang lulusan MBA untuk mengembangkan ide menjadi sebuah usaha, maka akan ada banyak langkah yang dia ambil: mengembangkan ide dasar, melakukan analisa pasar, menata struktur manajemen, membuat rencana bisnis, mencari modal, baru menjalankan usahanya. Terlepas dari pro atau kontra, begitulah cara mereka dididik untuk mendirikan usaha secara sistematis.
Di sisi lain, banyak entrepreneur, terutama pengusaha pemula, mendirikan usaha tanpa harus berpikir banyak. Mereka mengembangkan bisnisnya sambil berjalan. Hasilnya, ada yang sukses karena momennya tepat, ada yang gagal karena ternyata persiapannya belum matang, dan banyak juga yang terus-menerus melakukan penyesuaian di sana-sini selama jalannya perusahaan karena dari awal model bisnisnya belum tepat.
Adakah cara yang lebih praktis untuk mengetahui apakah sebuah ide akan benar-benar bisa diwujudkan sebagai usaha? Pengalaman anda bagaimana?
RENCANA BISNIS ATAU MODEL BISNIS
Banyak diantara kalangan konsultan bisnis maupun pendamping bisnis menyarankan kepada pelakum KUMKM untuk membuat business plan (rencana bisnis) sebagai pijakan kalau perusahaan tersebut ingin berkembang. Rencana bisnis itu perlu, untuk mengetahui kemana arah bisnis ke depan, bagaimana kita mengelola bisnis sehari-hari, bagaimana kita mengantisipasi perubahan atau persaingan di pasar, dan juga untuk mengajukan pinjaman ke bank. Tetapi, dari pelaku KUMKM itu sendiri, berapa banyak yang mampu menyusun rencana bisnis sendiri? Kalaupun rencana bisnis itu dibuatkan oleh konsultan maupun pendamping, berapa banyak dari mereka yang benar-benar bisa menjalankan rencana bisnis tersebut? Dan jika ada perubahan yang perlu dibuat dalam rencana bisnis, berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengubahnya?Oleh karena permasalahan di atas, kita memerlukan alternatif dari rencana bisnis ini, saya sendiri dan juga para konsultan (yang telah update) mengusulkan kepada KUMKM untuk mulai menggunakan model bisnis. Faktanya, mengembangkan model bisnis terbukti lebih mudah dibandingkan membuat rencana bisnis. Dengan memakai kanvas model, kita bisa merancang berbagai skenario bisnis dan kemudian memilih mana yang paling disukai.
Rencana bisnis meskipun lebih lengkap, rumit dan banyak membutuhkan waktu untuk membuatnya. Jika ada perubahan dalam rencana, akan sangat sulit untuk mengubah rencana yang saling berkaitan. Seringkali rencana bisnis yang baru selesai dibuat sudah tidak relevan lagi dengan keadaan di lapangan karena cepatnya perubahan.
Jadi dengan menggunakan model bisnis, kita lebih mudah untuk mendapatkan kepastian bisnis, mudah untuk melihat keadaan bisnis pada masa sekarang dan bagaimana memajukannya. Selain itu, model bisnis juga bisa dipakai sebagai pijakan untuk membuat rencana bisnis.
BUKU “BUSINESS MODEL GENERATION”
Model bisnis sudah lama ada, hanya saja mendefinisikan dan menjelaskan konsepnya yang susah. Dalam berbagai seminar atau pembicaraan kita sering mendengar orang menanyakan “Facebook itu model bisnisnya bagaimana sih?”. Atau kita sering mendengar orang berkomentar “Ya kalau model bisnisnya salah ya susah dapat duitnya”.
Jadi sebenarnya apa yang dimaksud dengan model bisnis itu? Apa definisi yang tepat?
Sekitar beberapa tahun yang lalu, Alex Osterwalder dan Yves Pignour mulai menulis buku berjudul “Business Model Generation” atau terjemahan mudahnya “Mengembangkan Model Bisnis”. Buku ini menjadi laris dan banyak dipakai oleh kalangan bisnis dan akademis karena memang baru pertama kalinya ada penulis yang bisa menjelaskan konsep model bisnis dengan gampang.
Karena itu, agar lebih mudah, saya akan memakai buku ini sebagai bahan utama dan referensi untuk menjelaskan konsep, definisi model bisnis serta bagaimana cara mendesain, mengembangkan, menguji dan menerapkan model bisnis.
MANFAAT MODEL BISNIS
Model bisnis dapat digunakan untuk beberapa hal, diantaranya:
- Menganalisa atau memotret bisnis yang sedang berjalan, mencari segmen pasar, nilai yang ditawarkan dari sebuah usaha, dan struktur pembiayaan sudah tepat atau belum. Hasilnya kita tahu di mana letak permasalahan bisnis tersebut dan menjawab apakah ke depannya bisnis tersebut bisa langgeng.
- Melakukan perencanaan bisnis yang sudah ada. Jika kita mempunyai bisnis yang dari pertama didirikan sampai sekarang masih ajek dan begitu-begitu saja, tidak rugi tapi tidak maju juga, mungkin ada baiknya kita melihat model bisnisnya kemudian kita kembangkan.
- Untuk siapa saja yang ingin memulai usaha. Segala gagasan sebelum memulai sebuah usaha bisnis bisa dengan mudah dituangkan ke dalam kanvas bisnis model. Kita bisa membuat beberapa purwarupa/prototip bisnis yang akan dibuat.
KONSEP MODEL BISNIS
Konsep model bisnis sudah diterapkan sejak lama. Membeli barang dari supplier dalam partai besar dengan murah untuk kemudian menjualnya dengan harga lebih tinggi secara eceran, adalah model bisnis sederhana yang kita kenal dengan usaha eceran atau retail.
Kita masih ingat bahwa sekitar 17-an tahun yang lalu, untuk membawa pulang mobil atau motor, kita harus mengumpulkan uang sebanyak harga mobil atau motor dulu dan pergi ke showroom untuk membelinya. Sekarang, dengan melakukan pembayaran di muka (down payment) dan cicilan bulan pertama, kita sudah bisa membawa pulang mobil atau motor yang kita idamkan.
Mesin fotokopi, pada saat pertama kali ditemukan, harganya mahal sekali untuk jaman itu. Satu mesin harganya bisa sampai sekitar US $200.000. Kapasitasnya pun Cuma sekitar 2000 fotokopi per hari. Pertanyaannya, kira-kira ada tidak perusahaan yang mau membeli mesin tersebut? Jawabnya jelas tidak ada. Lantas mau dikemanakan seratus mesin fotokopi yang sudah terlanjur dibuat?
Keluarlah ide jenius dari Chester Carlson (penemunya) untuk menyewakan mesin fotokopi tersebut secara bulanan dan mengenakan biaya untuk setiap lembar fotokopi yang dibuat. Hasilnya, mesin fotokopi laku keras dan perusahaan Xerox corporation berkembang pesat dan pendapatanya meningkat sekitar 41% setiap tahunnya selama 20 tahun berikutnya.
Larry Page dan Sergey Brin pada mulanya mendirikan dan membuat search engine atau mesin pencari informasi Google yang memungkinkan kita untuk mencari informasi di internet dengan gratis. Dari mana Google memperoleh pendapatannya dan bisa berkembang besar dan terus berinovasi? Ini model bisnis yang bagaimana?
Apakah Google merugi dengan memberikan produk-produknya dengan gratis? Baik Xerox maupun Google tidak hanya mengandalkan inovasi/penemuan canggih saja. Buktinya Xerox mengalami kesulitan menjual mesin fotokopinya, pada awalnya. Dan kalau google mengenakan biaya kepada user ketika mau menggunakan layanannya,siapa yang mau? Karena itu inovasi produk saja tidak cukup. Mereka memperkuat inovasi itu dengan model bisnis yang tepat.
Xerox pada awalnya memang ingin mengerjakan hal yang lazim dilakukan waktu itu: mengembangkan produk, memproduksinya lalu menjualnya. Akan tetapi karena konsumen bersikap lain, mereka pun berpikir untuk mencari jalan lain agar mesin fotokopi yang dibuatnya dipakai oleh konsumen. Sedangkan untuk Google, karena “search engine” merupakan penemuan yang cukup baru pada waktu itu, mereka pun mencari cara bagaimana agar banyak orang menggunakan “search engine” tersebut supaya selanjutnya dapat mendatangkan keuntungan.
Apapun latar belakang kejadian dan alasannya, kedua perusahaan tersebut berhasil karena menciptakan model bisnis yang baru. Dan ketiga, karena mereka tidak dapat menguji di lapangan apakah produk atau model bisnisnya akan berhasil, maka mereka pun mengambil resiko dengan melakukan berbagai eksperimen dengan mencoba beberapa model bisnis.
DEFINISI MODEL BISNIS
Menurut Alex Osterwalder dalam buku “ Business Model Generation”, definisi model bisnis adalah:
“Model bisnis menjelaskan secara logis bagaimana sebuah perusahaan/organisasi menciptakan, menyalurkan dan menangkap nilai (dari produk atau jasa).
Definisi lain model bisnis adalah cara berpikir bagaimana sebuah usaha dapat langgeng secara finansial atau dapat diartikan dengan cara berpikir bagaimana sebuah usaha memperoleh pendapatannya.
Setelah mengerti konsep dan definisi model bisnis, maka sangatlah perlu kita mempelajari dan tahu cara menggunakan kanvas model bisnis, kanvas model bisnis adalah penemuan yang inovatif dan paling membedakan dari buku ini dibanding buku-buku lain mengenai model bisnis.
KANVAS MODEL BISNIS
Kanvas model bisnis terdiri dari sembilan komponen atau “building block” utama. Kesembilan komponen ini saling berhubungan satu sama lain. Perhatikan gambar kanvas model bisnis di bawah ini:
Jika kita perhatikan, mengacu pada kinerja otak kiri dan otak kanan, maka jika dihubungkan dengan kanvas, komponen-komponen yang sebelah kiri adalah hal-hal yang bersifat logis. Sementara komponen yang terletak di sebelah kanan adalah hal yang bersifat intuisi atau emosi.
Bisa juga kanvas model bisnis dihubungkan dengan unsur manajemen. Knvas sebelah kiri berhubungan dengan efisiensi, dan sebelah kanan berhubungan dengan “value” atau nilai yang ditawarkan.
PENJELASAN MENGENAI 9 KOMPONEN KANVAS MODEL BISNIS
- Customer Segments - Segmen pelanggan adalah berbagai kelompok orang atau organisasi yang ingin diraih atau dilayani oleh perusahaan. Untuk siapa kita menciptakan nilai tawar? Siapa pelanggan yang paling penting dari bisnis kita?
- Value proposition - Nilai tawar/nilai unggulan adalah beberapa produk atau jasa yang mempunyai nilai untuk ditawarkan ke Segmen Pelanggan. Kebutuhan pelanggan yang mana yang akan kita penuhi? Rangkaian produk dan jasa apa yang bisa kita tawarkan untuk setiap Segmen Pelanggan
- Channels - Saluran adalah cara bagaimana perusahaan mengkomunikasikan Nilai Tawar dan menjangkau serta menyalurkan Nilai Tawar ke Segment Pelanggan
- Cutomer Relationships - Hubungan pelanggan merupakan jenis hubungan yang dibangun perusahaan dengan Segmen Pelanggan untuk menjaga loyalitas mereka.
- Revenue Streams - Alur pendapatan merupakan uang kas yang dihasilkan perusahaan dari setiap Segmen Pelanggan. Untuk Nilai Tawar apa pelanggan kita bersedia membayar? bagimana cara membayar, kas atau kredit? Berapa kontribusi setiap Alur Pendapatan terhadap total pendapatan?
- Key Resources - Sumber daya utama menjelaskan aset-aset paling penting yang dibutuhkan untuk membuat model bisnis ini berjalan. Sumber daya utama apa yang dibutuhkan oleh Nilai Tawar/Unggulan? Channel? Hubungan Pelanggan? Alur Pedapatan?
- Key Activities - Kegiatan utama adalah kegiatan paling utama yang harus dilakukan perusahaan untuk membuat model bisnis berhasil
- Key Partners- Rekanan utama adalah jaringan supplier dan rekanan yang membuat model bisnis berhasil. Siapa rekanan utama kita? Sumberdaya Utama mana yang kita butuhkan dari rekanan? Kegiatan Utama mana yang dilakukan rekanan?
- Cost Structure- Struktur biaya menjalaskan berbagai biaya yang muncul untuk menjalankan model bisnis yang telah kita rancang. Apa biaya-biaya paling penting untuk menjalankan model bisnis kita? Sumberdaya utama mana yang paling mahal? Kegiatan Utama mana yang paling mahal?
Nah mudah bukan, teori model bisnis ini akan langsung bisa kita praktekan dengan mudah, namun sebelum itu kita lakukan, ada baiknya terlebih dahulu mempelajari 9 komponen yang ada pada Kanvas Model Bisnis. Uraian di atas saya sudah menuliskan mengenai konsep, definisi, contoh dan kanvas model bisnis. Untuk selanjutnya saya akan menulis tenang Cara menggunakan kanvas model bisnis. Tetap bersama mastrigus.com yah...!
Posting Komentar untuk "Cara Mudah Membuat Konsep Bisnis dengan Model Bisnis Bagi Bisnisman Pemula"